PRAKTEK BALANCING
Selama vibrasi yang dihasilkan rotor sebanding dengan gaya unbalance, amplitudo vibrasi dapat digunakan untuk mendapatkan besarnya unbalan rotor. Vibrasi yang diukur pada blok bearing tidak hanya menunjukkan vibrasi rotor itu sendiri. Vibrasi yang diukur tidak hanya mengukur gaya unbalance yang ditimbulkan rotor tetapi semua pergerakan suatu system equipment yang ada.
Portable set untuk balancing atu Vibration Analyser secara cepet dapat menunjukkkan amplitudo vibrasidan juga posisi yang dapat digunakan untuk menghitung posisi dimana koreksi massa akan ditempatkan baik berat maupun sudutnya.
PRINSIP BALANCING
Membalance suatu rotor adalah menempatkan koreksi massa dengan ukuran dan sudut tertentu untuk melawan unbalance pada rotor. Untuk melakukan hal itu kita membutuhkan beberapa informasi yaitu :
· Berat dari koreksi massa
· Posisi dari koreksi massa
Prinsip balancing adalah membuat perbaikan distribusi massa pada rotor dengan menambahkan trial massa dan mengukur hasil amplitudo dan sudut pada vibrasi bearing. Effek dari koreksi trial dapat menentukan besar ( berat ) dan posisi yang dibutuhkan koreksi massa . Nilai Ini bisa dihitung dengan calculator atau dengan balancing progaram pada portable.
Pertama pengukuran kecepatan putaran dari rotor, hal ini dapat dilakukan dengan memasang tachoprobe (fiber optic, photoelectric atau stroboscope) diatas rotor. Marking pada rotor trigger (reflector ) pada rotor sebagai respon dari tacho probe untuk menghitung putaran rotor dan pulsa disimpan pada phasemeter.
Accelerometer (sensor) dipasang pada bearing housing rotor yang diukur vibrasinya pada putaran balancing. Peralatan akan menunjukkan sudut phase antara signal dan amplitudo pada putaran rotor. Dari sini kita mendapatkan hasil pengukuran :
· Fo sudut antara antara pulsa dari tacho probe dan sinyal vibrasi
· Ao Amplitudo vibrasi yang disebabkan rotor unbalance. Hal ini disebut initial (awal) amplitudo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar